Senin, 19 Desember 2011

Ilmu Gaib, Ilmu Sihir dan Ilmu Petangan

Asas-asas ilmu gaib dan ilmu sihir. Orang Jawa menganggap ngelmi atau ilmu gaib adalah bagian dari religi, dan ngelmi memang bertautan erat dengan religi. Pada umumnya orang Jawa menganggap bahwa semua yang ada di alam lingkungan ini mempunyai kaitan dengan hal-hal yang bersifat gaib atau dengan kata lain dapat berupa simbol-simbol. Sebagai contohnya yaitu nasi tumpeng ada kaitannya dengan gunung, padi yang kekuning-kuningan berkaitan dengan emas daun (praos).
Upacara-upacara Ilmu Gaib. Upacara-upacara yang dilakukan oleh orang Jawa mempunyai empat fungsi dan tujuan yang berbeda. Diantaranya adalah: “Produktif” dimana sifatnya komunitas, pada upacara kesuburan, upacara panen, dsb. Bersifat baik sehingga disebut “ngelmi pethak”, dilakukan demi kesejahteraan masyarakat umum shimgga digolongkan dalam ilmu gaib umum. “Protektif” sifatnya adalah ilmu gaib pribadi, untuk menghalau penyakit, termasuk “ngelmi pethak”, dan dapat disebut juga sebagai ilmu pamuteran. “Ilmu gaib Destruktif dan Ilmu Sihir” yang dilakukan oleh dukun-dukun khusus yang mempelajari cara-cara menyakiti orang lain, dan dukun-dukun ini disebut dengan tukang tenung. Kedua ilmu ini dapat digolongkan kedalam ilmu hitam “ngelmi cameng. Ilmu guna-guna, ilmu tenung, ilmu hitam, dan ilmu gaib percintaan sudah mempunyai sejarah kesusasteraan dalam budaya Jawa.
Ilmu Meramal dan Ilmu Petangan. Dukun yang dapat meramal disebut “dhukun petangan”, dan ilmu meramal dapat dipelajari. Ilmu ini dapat digunakan dalam hal seperti pada waktu bepergian jauh, menikah, dll. Dalam kebudayaan Jawa orang belum bisa meninggalkan ilmu petangan walaupun hanya sekali seumur hidup yaitu pada waktu pernikahan..
Dhukun Pada Orang Jawa. Dhukun bukan hanya berarti orang yang ahli dalam ilmu petangan, tetapi juga orang yang menjalankan praktek penyembuhan tradisional, ilmu gaib dan ilmu sihir. Beberapa dhukun yang terkenal di Jawa antara lain dhukun bayi, dhukun pijet, dhukun calak (ahli khitan), dhukun paes, dhukun siwer (ahli mencegah musibah), dhukun susuk, dhukun japa/jampi, dhukun prewangan (dhukun tiban) yaitu dhukun yang dapat mengundang roh, dhukun sihir/tenung, dhukun petangan, dan dhukun santri. Dhukun-dhukun ini bukanlah orang yang mempunyai strata diatas dalam sebuah masyarakat, melainkan orang yang hanya biasa saja seperti pandai besi, petani, namun ada juga dhukun yang menjadi seorang priyayi ataupun seorang pegawai pemerintah.

2 komentar:

  1. walaupun ilmu-ilmu tersebut sampai sekarang masih ada tetapi dengan adanya perkembangan zaman yang sudah modern untungnya orang yang masih peka akan hal tersebut sudah berfikiran realistis.

    BalasHapus
  2. Wow... sepertinya kita perlu membuka prodi baru di sosant.. prodi perdukunan dan ilmu ghaib :P

    BalasHapus