Senin, 12 Desember 2011

Makalah Sosiologi Pendidikan

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Lembaga pendidikan yang bernama sekolah merupakan sebuah institusi formal yang dinaungi oleh Dinas Kependidikan yang mempunyai tugas dan kewajiban yang jelas diatur dalam Undang-Undang. Tugas dan kewajiban lembaga pendidikan yang telah diatur dalam Undang-Undang ini harus untuk dilaksanakan, apabila tugas dan kewajiban ini tidak terlaksana maka lembaga pendidikan ini akan diberi sanksi oleh pihak yang menaunginya.
Salah satu kewajiban sebuah lembaga pendidikan yaitu menjalin hubungan yang baik dan harmonis antara pihak sekolah dengan masyarakat dimana sekolah tersebut berdiri serta wali murid yang merupakan orang tua anak didik di lembaga pendidikan tersebut.  
Akan tetapi, akhir-akhir ini kita tentunya sering mendengar kasus-kasus yang memberitakan mengenai sekolah yang di demo oleh masyarakat, sekolah dituntut oleh masyarakat karena ketidak puasan dari wali murid, atupun permasalahan-permasalahan lainnya yang berhubungan antara pihak sekolah dengan masyarakat.
Sehingga dengan adanya banyak kasus yang memberitakan mengenai permasalahan antara pihak sekolah dengan masyarakat ini, semakin membuktikan bahwa lembaga sekolah yang seharusnya menjalin hubungan baik dengan masyarakat, akan tetapi hal tersebut tidak dilakukan dengan baik.
Dari banyaknya kasus-kasus yang sedang marak tersebut, sehingga saya ingin mengangkat permasalahan mengenai kedudukan sekolah sebagai lembaga pendidikan di dalam sebuah masyarakat. Karena saya menganggap bahwa lembaga pendidikan merupakan sebuah institusi formal yang sangat berpengaruh terhadap perubahan dalam sebuah masyarakat.
Anak mengenal dunia sosialnya dari sebuah sekolah, anak mengisi memori mereka juga dari sebuah sekolah. Sehingga, apabila output yang dihasilkan oleh seorang anak tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat, maka yang akan dituntut pertama kali untuk kesalahan tersebut adalah lembaga pendidikan dimana anak tersebut bersekolah.
Maka dari itu, dalam makalah ini saya akan membahas serta mengulas mengenai kedudukan sekolah di dalam sebuah masyarakat. Di dalam makalah ini saya menggunakan teknik observasi serta wawancara dengan pihak masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai masyarakat di daerah pinggiran. Selain itu, saya juga akan menyajikan beberapa foto sebagai gambaran umum mengenai keadaan lingkungan sekolah serta pemukiman warga di sekitar sekolah tersebut.


Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji sebagai berikut :
1.       Bagaimanakah masyarakat memandang sebuah institusi pendidikan?
2.       Bagaimana hubungan yang terjalin antara pihak sekolah dengan masyarakat?


Tujuan Peneltian
Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui tentang:
a.       Pandangan masyarakat terhadap sebuah institusi pendidikan
b.      Hubungan yang terjalin antara pihak sekolah dengan masyarakat


Manfaat Penelitian

Untuk memberikan sumbangan yang positif bagi pembaca serta dapat menambah khasanah pengetahuan atu sebagai kajian ilmiah mangenai kedudukan sebuah institusi pendidikan di dalam masyarakat.





















PEMBAHASAN

Gambaran Umum Keadaan Tempat Observasi
Daerah yang saya observasi yaitu daerah Rejosari RT.7 RW.11, Kecamatan Semarang Timur. Informan yang pertama bernama Muniati usia 51 tahun pekerjaan sebagai penjual makanan. Informan yang kedua bernama Heni usia 33 tahun yang bertempat tinggal di Jati Ngaleh tapi setiap harinya berjualan makanan di daerah Rejosari.
Di daerah Rejosari tersebut ada sebuah sekolah kampus yang terdiri dari SMP Dr. Cipto dan SMK atau STM Dr. Cipto. Sekolah tersebut berada di pinggir jalan utama sebelum masuk di perumahan-perumahan warga. Perumahan warga dapat dikategorikan sebagai daerah pinggiran karena berada di dekat bantaran sungai Barito.
Pada umumnya warga bermata pencaharian sebagai wiraswasta yang bekerja di sekitar rumah sebagai penjual ataupun pedagang. Warga di Rejosari hampir sebagian besar menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah kampus Dr. Cipto tersebut dikarenakan lebih dekat sehingga tidak membutuhkan transportasi untuk pergi ke sekolah.
Kebanyakan orang tua di daerah tersebut hanya mempunyai pendidikan hanya sampai dengan SMA saja. Walaupun ada yang berpendidikan tinggi, itu hanya dapat dihitung dengan hitungan jari saja. 


Pandangan Masyarakat Mengenai Sebuah Institusi Pendidikan
Menurut informan yang saya wawancarai, yaitu Ibu Muniati dan Ibu Heni, mereka menganggap bahwa pendidikan sangat penting. Menurut pendapat Ibu Heni sekolah sangat penting karena dapat menambah pengetahuan, pendidikan, serta mendidik anak supaya lebih percaya diri. Mereka bahkan sangat setuju dan antusias dengan dibangunnya sekolah di daerah tempat tinggal mereka karena mereka tidak harus menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang letaknya jauh dari rumah.
Sehingga, hampir semua orang di daerah tersebut menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah kampus Dr. Cipto tersebut. Akan tetapi, ada juga orang tua yang memilih pilihan lain dalam menyekolahkan anak-anak mereka seperti di sekolah yang berbasis keagamaan. Sebagian dari mereka yang menyekolahkan anaknya di sekolah yang berbasis keagamaan mempunyai alasan bahwa sekolah yang berbasis keagamaan lebih dapat mengajarkan ilmu tentang keagamaan serta mendidik anak berkelakuan baik.
Selain itu, anak dari Ibu Muniati juga ada yang disekolahkan di Sekolah Luar Biasa Suradaya Seteran karena tidak memungkinkan juga untuk di sekolahkan di sekolah umum. Hal ini cukup menjadi bukti bahwa masyarakat di daerah tersebut masih menganggap bahwa pendidikan itu penting.
Mereka menginginkan sebuah institusi pendidikan tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja yang dapat mendidik anak supaya menjadi pandai dalam bidang pengetahuan, akan tetapi mereka juga menginkan agar sebuah institusi pendidikan juga  menanamkan nila-nilai luhur yang seharusnya tertanam pada diri anak-anak mereka.
Sebagai contoh keadaan saat ini yaitu pada TK yang berada tepat di sebelah warung Ibu Heni berjualan, siswa TK sudah bisa berkata hal-hal yang seharusnya tidak dikatakan. Menurut mereka hal ini seharusnya tidak akan terjadi apabila institusi pendidikan menanamkan nilai-nilai luhur tersebut.
Mereka setiap harinya mengajarkan mengenai perilaku sopan santun, kedisiplinan dan lai sebagainya, aka tetapi mereka juga mengharapkan sebuah institusi pendidikan juga ikut berperan dalam menanamkan nilai-nilai tersebut. Sehingga mereka merasa bahwa institusi pendidikan kurang berperan dalam menanamkan nilai-nilai luhur tersebut.
Hal ini dapat dicontohkan dalam kasus yang sempat marak akhir-akhir ini. Yaitu kasus mengenai siswa yang diajarkan oleh pihak sekolah untuk saling bekerja sama selama proses ujian berlangsung. Dan karena ada anak yang mungkin dari ia kecil sudah dilatih untuk berperilaku jujur oleh orang tuanya, serta mungkin saja ia merasa tidak nyaman apabila ada teman yang menyontek pekerjaannya, sehingga ia menceritakan kejadian ini kepada orang tuanya dan pada akhirnya orang tua tersebut melaporkan pihak sekolah yaitu kepala sekolahnya kepada pihak yang berwenang. Dan sampai pada akhirnya, kepala sekolah tersebut di penjara karena diduga telah mengajarkan hal yang buruk kepada siswa mereka selama menjalani proses ujian untuk mencapai hasil yang maksimal.
Dalam kasus ini dapat dilihat bahwa saat ini institusi pendidikan yang seharusnya mengajarkan kepada ank didik mereka tentang nilai-nilai yang baik yang seharusnya diterapkan akan tetapi dalam prakteknya hal ini justru merusak nama lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk mendidik generasi penerus bangsa untuk mempunyai moral yang lebih baik.
Sehingga, institusi pendidikan yang baik seharusnya tidak hanya menjalankan program yang telah dibuat oleh institusi tersebut, tetapi juga mendengarkan apa yang menjadi tuntutan dari masyarkat sehingga antara pihak masyarakat dan sekolah mempunyai hubungan yang harmonis dan saling mengerti satu sama lain.


Hubungan Yang Terjalin Antara Pihak Sekolah Dengan Masyarakat
Hubungan yang terjalin antara pihak sekolah dengan masyarakat cukup terjalin dengan baik. Baik masyarakat secara umum yang berada di lingkungan sekitar sekolah ataupun dengan orang tua siswa. Hal ini dapat digambarkan dengan guru-guru yang berada sekolah yang sering pergi ke luar lingkungan sekolah sekedar untuk mengakrabkan diri dengan warga sekitar dengan sesekali membeli makanan di warung sekitar lingkungan sekolah.
Selain itu, warga juga sering diundang ke sekolah apabila pihak sekolah mempunyai acara seperti mengadakan pengajian atau ceramah, membagikan makanan atau barang apa sewaktu sekolah punya acara. Seperti pada waktu idul adha apabila pihak sekolah mempunyai acara di dalam sekolah untuk menyembelih hewan, masyarakat di sekitar lingkungan sekolah pasti ikut dibagikan walaupun tidak banyak jumlahnya.
Hal ini membuktikan bahwa antara pihak sekolah dengan masyarkat di sekitar lingkungan sekolah mempunyai hubungan yang cukup baik karena adanya inisiatif dari pihak sekolah untuk menjalin hubungan yang baik baik melalui komunikasi yang terjalin baik ataupun melalui mengundang pada acara yang telah saya sebutkan diatas.
Hubungan yang terjalin baik ini tentunya tidak hanya yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan masyarakat di lingkungan sekolah, tetapi juga antara pihak sekolah dengan pihak orang tua atau wali murid.
 Hubungan ini dapat dicontohkan dengan pihak sekolah yang selalu meminta pendapat wali murid dalam memutuskan suatu keputusan demi tercapainya suatu kesepakatan bersama untuk kebaikan bersama. Selain itu juga dapat dicontohkan pihak sekolah sering mengundang wali murid ke sekolah untuk mengadakan rapat, ataupun untuk memantau perkembanganm anak didik mereka.
 Semua yang telah dijelaskan diatas mengenai hubungan yang terjalin antara pihak sekolah dengan pihak masyarakat baik masyarakat yang berada di lingkungan sekolah ataupun dengan orang tua murid sangat menggambarkan adanya hubungan yang harmonis dan saling menunjang satu sama lain.
Adanya komunikasi yang baik yang terjalin anatar pihak sekolah dengan masyarakat demi menjalin hubungan yang baik sangat diperlukan oleh sebuah institusi pendidikan. Hal ini dikarenakan nama lembaga pendidikan tergantung dari bagaimana masyarakat memandang sebuah lembaga tersebut.
Sehingga, apabila lembaga tersebut sudah mempunyai nama yang baik di kalangan masyarakat, maka aka nada sikap saling percaya kepada pihak satu dengan pihak lainyya. Dan keuntungan yang diperoleh dari pihak sekolah tersebut adalah nama yang baik, kepercayaan dari masyarakat, serta dukungan dari masyarakat. Maka dari itu, disini masyarkat merupakan pihak yang paling penting dalam mempertahankan nama lembaga pendidikan.

















PENUTUP

Kesimpulan
Untuk membuat nama sebuah lembaga pendidikan menjadi baik di mata masayarakat, yaitu dengan menjaga hubungan yang baik antara pihak sekolah dengan masyarakat baik masyarakat secara umum, ataupun dengan orang tua murid peserta didik.
Hubungan yang baik dapat terjalin dengan baik dengan adanya komunikasi yang baik secara dua arah dan saling mengerti apa tuntutan dari kedua buah pihak sehingga ada hubungan yang saling mengerti apa keinginan masing-masing pihak sehingga akan dicari jalan keluar dari masalah tersebut.



Saran

Bagi Institusi Pendidikan
Seharusnya lebih sering mendengarkan aspirasi masyarakat mengenai apa yang dibutuhkan dan yang menjadi tuntutan dari masyarakat.

Bagi Masyarakat
Apabila mempunyai sebuah tuntutan kepada institusi pendidikan yang ingin direalisasikan hendaknya dikomunikasikan dengan cara yang baik dan melalui cara yang telah ditentukan. Karena aspirasi masyarakat adalah cermin sebuah institusi pendidikan dalam menuju kemajuan.

1 komentar:

  1. Dewasa ini pendidikan di Indonesia mengalami berbagai permasalahan, diantaranya adalah tingkat putus sekolah yang tinggi. Hal ini tidak disebakan oleh menurunnya arti penting pendidikan bagi masyarakat, melainkan karena keadaan ekonomi masyarakat yang rendah. Ketiadaan biaya menjadi penyebab utama tingginya tingkat putus sekolah di Indonesia.

    BalasHapus